Untuk melupakan sesuatu yang indah yang pernah
hadir dalam hidup kita,
bukanlah sesuatu yang mudah…
fitrah manusia yang sukakan
pada keindahan,
yang suka pada pujian yang suka pada ketenangan.
Alami manusia
seperti itu.
Dan itulah manusia.
Justru aku pun sama seperti itu.
Insane biasa,
manusia biasa yang masih belum mampu untuk mempercepatkan segala rasa itu
menjauh.
Sebab,
rasa yang pernah hadir,
yang pernah berakar umbi itu terlalu
indah hingga aku sesak nafas untuk melupakannya.
Hingga aku menangis pilu untuk
meninggalkannya…
ajaibnya rasa itu bukan?
Hingga kekadang tiada kata-kata yang
layak untuk menterjemahkan rasa itu.
Allah..!
tak habis aku fikir, tak terhitung
aku dalami..
hingga saat ini,
lidah aku masih kelu, kelu untuk menzahirkan
sebuah rasa,
sebuah kekaguman pada DIA, Pencipta aku yang Maha Sempurna.
Terlalu
misteri rasa yang DIA anugerahkan.
Tak tercapai akal untuk memikirkannya,
apalagi untuk membahaskannya.
Hanya DIA yang Maha Tahu. Maha Bijaksana.
That why
Dia bukan hanya anugerahkan mata untuk melihat,
malah memberi kita sebuah rasa,
sebab dengan rasa kita bisa memilih.
Pemerhatian tanpa rasa tak lengkap.
Pasti ada
cacat celanya andai memilih tanpa rasai.
Rasa itulah yang membuat kita tenang
dalam memilih.
Rasa itulah yang membuat kita yakin dengan pemilihan kita.
Rasa itu
akan kekal, tapi tidak pada pandangan.
Pandangan kita akan berubah seiring
dengan masa.
Itulah istimewanya rasa.
Sungguh!
Aku sangat takjub.
Allah! Allah!
Mahalnya mahar rasa… hujan lagi.
rasa anugerah Tuhan! aku tak layak untuk membantah.. aku bukan siapa-siapa, hanya abduNya saja moga hilang rasa itu diganti dengan yang lebih indah..! |
Duhai sang rasa,
indahmu membuak-buakkan
impian,
cantikmu menginjak-nginjak keinginan,
pesonamu membuai-buai sang hati.
Namun
saat ini,
hadirnya mu membadai segala pengharapanku pada DIA,
membawa aku pada
daerah yang lain.
Tak aku nafikan,
pesonamu bisa buat aku bahagia,
bahagia
sekali..!
aku akui.
Sungguh, kau terlalui indah!
Tapi, diam aku terbuai.
Ingin aku
hentikan segala rasa yang satu ini,
biarlah rasa-rasa yang lain yang mengisi
relung hati ini.
Aku tak kisah!
Semua itu membri 1001 ibrah dan lesson.
Yang ini,
aku terlalu ingin mengusirnya jauh dari sudut hatiku,
agar aku bisa menikmati
rasa yang lebih indah dari itu.
Rasa yang lebih abadi, rasa yang lebih berkah.
No comments:
Post a Comment